Kemarin malam 27 Juni 2013 saya seperti biasa pulang kantor ba’da (setelah) Sholat Isya di kantor. Kira-kira jam 8 malam saya sudah menunggangi motor saya itu dengan tujuan rumah di daerah Cijantung. Seperti biasa saya bawa motor saya itu dengan kecepatan sedang antara 30 sampai 50 km/jam karena sudah lewat Jam 7 malam jalanan sudah tidak macet. Setelah melewati “flyover” Pasar Minggu saya lihat ada motor di depan saya berjalan santai. Saya berniat mendahului dari pinggir sebelah kiri, karena kalau lewat sebelah kanan, sudah ramai oleh motor-motor lain. Saya pikir saya bisa mendahului “rider” itu lewat sisi kiri, tau-tau jalanan kelihatan menyempit, sehingga saya putuskan menarik rem depan sekaligus menginjak pedal rem belakang untuk memperlambat laju motor saya yang sudah lebih dari 40 km/jam supaya tidak menabrak trotoar pinggir jalan yang mulai menyempit tadi.
Sayangnya jalan di tempat itu agak berpasir kering karena beberapa hari tidak hujan. Roda motor saya yang sudah di rem jadi selip di pasir itu, meleset dan jatuh. Saya-pun juga jatuh ke arah luar jalan. Alhamdulillah tidak ada mobil atau motor tepat dibelakang saya, jadi saya tidak terlindas seperti Alm. Marco Simoncelli yang dilindas Valentino Rossi saat jatuh di sirkuit Sepang tahun 2011 lalu.
Alhasil siku, dengkul pada lecet walaupun jaket dan celana saya tidak sobek. Kaki juga luka. Mungkin karena kena tusuk kerikil kecil tajam di jalanan tempat jatuh tadi.
Sedangkan motornya: tempurung kaca sepion dan sapatbor depan lecet, setang dan ban tidak sejajar lurus. Jadi kalau diluruskan keliatan rodanya agak condong ke arah kiri.
Setelah dibantu pengendara motor lain yg kebetulan lewat, motor sudah didirikan, saya coba starter pakai “kick starter” ataupun “electric starter” tapi nggak juga idup mesinnya. Setelah berkali-kali nyoba gak bisa idup juga, motor-pun saya tuntun jalan, persis kaya orang-orang yang selama ini saya liat dijalan pada nuntun motor karena ban nya bocor atau mesinnya mati. Jadi punya pengalaman juga nih……..
Setelah agak jauh saya tuntun tiba-tiba ada motor yang berhenti tidak jauh didepan saya. Setelah berpapasan dengan orang itu, dengan spontan beliau nanya : “Mootornya Kenapa Pak ?” Saya pun kontan berhenti dan menceritakan “nasib” saya. Beliau langsung berusaha membantu menghidupkan motor saya dan hasilnya sama saja…. tidak juga hidup mesinnya. Akhirnya beliau menawarkan “mendorong” motor saya sampai bengkel terdekat dengan kaki. Saya sudah pernah lihat sebelumnya cara mendorong dengan kaki ini. Seseorang naik motor yg mesinnya mati didorong dengan kaki pengendara motor lain yang ada di posisi samping-nya dengan cara menekankan kakinya pada “footstep” motor yang mesinnya mati. Kedua motor jalan dengan posisi berdempetan. Suatu hal yang sangat sulit…
Setelah sampai di bengkel yg beliau maksud, ternyata bengkelnya sudah tutup. Maklum sudah lewat jam 8 malam. Saya pun putus asa dan membayangkan harus mendorong motor sampai rumah atau menitipkan motor di “alfa maret” terdekat yang khabarnya buka 24 jam “non-stop“.
Orang itu berusaha lagi menghidupkan mesin motor dengan “elektric starter” dan ternyata mesinnya mau hidup. Alhamdulillah…. Singkat cerita sayapun mengucapkan terimakasih banyak atas pertolongan orang itu dan kami-pun berkenalan. Namanya Mas Irfan dan bekerja di Auto 2000 Cilandak.
Saya cuma bisa bersyukur kepada Allah SWT yang telah menolong saya menghadapi masalah itu dengan mengirimkan hambanya yang baik yaitu Mas Irfan ini. Alhamdulillah…. Terimakasih Mas Irfan. Barokallohufik….