Sewaktu saya masih sekolah dari SD sampai dengan SMA, dalam pelajaran Sejarah dan PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) sering dijelaskan baik oleh guru maupun buku mengenai Peristiwa Pemberontakan G 30 S PKI, dimana dikisahkan bahwa PKI (Partai Komunis Indonesia) menjadi dalang penculikan dan pembunuhan sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat plus seorang perwira pertama. Ada juga kisah lain mengenai pembunuhan perwira Angkatan Darat juga di daerah Jawa dengan PKI sebagai dalangnya. Dalam buku-buku pelajaran sejarah saat itu juga dijelaskan bahwa kemudian Gerakan 30 S (September) yang di dalangi oleh PKI itu berhasil ditumpas oleh perwira tinggi Angkatan Darat lain-nya yang didukung oleh segenap elemen masyarakat, mahasiswa, pelajar, alim-ulama dll.
Kurun waktu 1980-an sampai dengan tahun 1998, tiap malam tanggal 31 September selalu ada “tontonan wajib” di TVRI yaitu Film Pemberontakan G 30 S PKI yang disutradarai (kalau tidak salah) oleh Arifin C. Noer dan penata musik saat itu oleh Idris Sardi. Film tersebut kalau tidak salah terbagi dalam dua chapter, Chapter pertama yaitu saat pengenalan tokoh-tokoh dalam Film tersebut seperti keluarga Jenderal Nasution, keluarga Jenderal Achmad Yani, Presiden Soekarno yang saat itu digambarkan sedang sakit, para pejabat PKI dll. Chapter kedua adalah saat malam 30 September diadakannya operasi penculikan dan pembunuhan para Jenderal plus satu Perwira pertama tersebut. Chapter kedua inilah yang paling “ditakuti” oleh anak-anak, karena ada adegan pembunuhan para jenderal, banyak darah dan tangisan.
Setelah bergulirnya Reformasi dan tumbangnya orde baru tahun 1998, ada “perubahan” sejarah dimana orang-orang yang saat orde baru berkuasa di anggap sebagai tokoh / antek PKI mulai berani bercerita lantang kemana-mana dengan tujuan “meluruskan” sejarah mengenai pemberontakan G 30 S PKI tersebut. Mereka berkisah bahwa Orde Baru sengaja menjatuhkan kekuasaan Presiden Soekarno dengan menjadikan PKI (Partai Komunis Indonesia) sebagai dalang peristiwa G 30 S PKI. Mereka juga berargumen bahwa pembunuhan Para Jenderal Angkatan Darat tersebut terjadi karena memang ada konflik interen di tubuh Angkatan Darat yang merupakan urusan dan tanggungjawab Angkatan Darat sendiri bukannya gara-gara perbuatan tokoh-tokoh PKI.
Sejarahpun berbalik, kalau semasa orde baru orang-orang yang ada hubungannya dengan PKI di habisi, dihujat, disisihkan dari pergaulan, sekarang setelah orde baru tumbang dan Bapak Suharto (Presiden RI ke 2) “dilengserkan” dari kekuasaan-nya, malahan generasi muda kita lebih percaya kalo Bapak Suharto dan kroni-kroni orde baru-nya perebut kekuasaan Presiden Soekarno, merekayasa Supersemar (Surat Perintah 11 Maret), menggalakkan korupsi, kolusi dan nepotisme selama 32 tahun berkuasa.
Saya banyak membaca buku mengenai sejarah masa lalu bangsa-bangsa besar dan kaya saat ini. Semuanya mempunyai masa lalu yang kelam. Tapi itu mereka jadikan bahan pembelajaran bagaimana membangun bangsa lebih yang baik, rakyat yang sejahtera dan makmur.
Amerika Serikat negara adidaya saat ini pernah hampir pecah gara-gara perang saudara antara blok utara dan selatan. Korbannya sangat banyak, akan tetapi mereka sekarang sudah hidup bersatu, melupakan perbedaan pada masa lalu. Membangun perekonomian dan pertahanan yang kuat bahkan mampu “expansi” ke negara-negara lainnya.
Prancis yang saat ini dikenal karena keindahan kota-kotanya dan kemajuan perekonomiannya juga pernah mengalami masa-masa pahit saat revolusi prancis pada abad ke 18. Rajanya dihukum pancung, rakyatnya banyak yang terbunuh, tetapi kemudian mereka berbenah, melupakan segala perbedaan yang ada, bersatu membangun bangsa mereka dan saat ini menjadi salah satu bangsa yang diperhitungkan di eropa.
Kita juga harus belajar dan berusaha seperti negara-negara maju itu. Orde Lama, Orde Baru…. marilah kita kubur dalam-dalam. Dan jangan pengaruhi generasi muda kita dengan kebencian terhadap orang-orang buruk dari masa lalu. Kita harus bekerjasama membangun bangsa kita ini karena tantangan dimasa yang akan datang lebih berat. Musuh bukan cuma komunis, tapi juga narkoba, AIDS, pornografi, homo, lesbi dll.
Mudah – mudahan negara Indonesia ini sebelum kiamat bisa merasakan menjadi negara adidaya dan paling makmur didunia. Amien…